Senin, 15 September 2014

MENGGALI WANGI DALAM PUISI WANGIKARYA IDHAY SAPPHIRA


Oleh Moh. Ghufron Cholid*
Puisi pengembaraan batin penyair sekaligusmistar kepekaan diri membaca tanda. (Moh. Ghufron Cholid)

Malam Jum'at saya kembali berpapasan dengan puisiIdhay Sapphira berjudul WANGI yang oleh DAM disematkan bintang empat dan olehHardiyono disematkan bintang tiga Saya tak hendak menyoal perbedaan bintangyang disematkan oleh kedua admin begitu pun alasan penyematan bintang yangdilakukan sebab dalam menyikapi puisi keberagaman adalah hal yang sunnatullah.

Yang saya hadapi adalah tek puisi berjudul WANGIbukan Idhay Sapphira selaku creator yang juga anggota group seperti halnyasaya. Berikut saya posting utuh puisi Idhay Sapphira,

WANGI

aromamu: ramadhan
kasturi syurgawi, tak habis kurindui

Idhay Sapphira, 2014

Kata ganti 'mu' yang melekat pada kata aromamembuat saya harus berulang ulang membacanya agar kerancuan yang saya temukansegera sirna dan saya bisa menikmati puisi ini dengan leluasa. Saya pun dapat jawaban, jika 'mu' dinisbatkanpada judul wangi maka kerancuan saya pada larik pertama bisa sirna namun jika'mu' mengarah pada hal lain maka saya kira tanda (:) sangat bermasalah jika'mu' yang melekat pada kata aroma adalah penisbatan dari ramadhan. Namun sayamenyadari sepenuh hati bahwa pandangan saya tak harus diamini seutuhnya, sebab lainorang sudah tentu lain pula cara menyikapi.

Jika memang kata ganti 'mu' benar-benardinisbatkan pada wangi maka alangkah sangat kuatnya puisi ini terlebih larikkeduanya akan semakin menguatkan keutamaan ramadhan dan bisa dianggap puisiyang lolos sensor karena dalam isi puisi tak disebutkan kata wangi, creatorhadirkan, 'kasturi syurgawi' (wangi yang sangat wangi yang tak tertandingi dibumi), jika benar 'mu' dinisbatkan pada wangi yang ada di judul di satu sisisangat kuat di sisi yang lain sangat memeras keringat pembaca selaku penikmat,karena untuk sampai pada pemahaman 'mu' mengarah pada wangi yang ada dijudultidak mudah diperlukan konsentrasi ekstra, mengingat creator hanya menulisaromamu: ramadhan. Terlepas dari nalar praduga saya selaku penikmat padahakekatnya creator hendak berkabar kalau ramadhan adalah bulan yang istimewa,yang oleh creator digambarkan sebagai kasturi syurgawi.

Mengapa puisi ini diberi judul wangi sementaradalam isi puisi tak disebutkan kata wangi? Paling tidak hanya creator yangpaling tahu alasannya, namun sebagai penikmat puisi rasanya kurang afdhal jikatak ikut menerka-nerka alasannya.

Saya sependapat dengan judul WANGI yang dibubuhioleh creator pada anak imaginasinya, alasannya yang dibahas adalah ramadhanbulan yang sangat istimewa. Rupanya untuk mengistimewakan ramadhan creator takmau yang datar-datar saya. Tak mau mengungkap dengan hal-hal remeh temeh aliasbias tak ada daya kejut maka kasturi syurgawi adalah dua kata yang palingmewakili untuk menyebut bulan ramadhan istimewa.

KEISTIMEWAAN RAMADHAN
Paling tidak ada beberapa alasan mengapa bulanramadhan sangat istimewa di banding bulan lain yakni bulan ramadhan adalahbulan yang disinyalir peperangan lebih dahsyat dari perang badar, perang uhuddan segala macam perang yang ada mulai dari jaman nabi hingga perang masadepan, sebab di bulan ramadhan kita melakukan perang melawan nafsu dari segalahal mulai yang halal sampai yang haram.

Di bulan ramadhan kita tak boleh bercinta denganpasangan sehidup semati yang telah halal (suami-istri), mulai dari terbit fajarhingga terbenam matahari sebab sedang melaksanakan puasa.Di bulan ramadhansegala amal baik pahalanya dilipatgandakan, tak hanya di bulan ini pulaperistiwa turunnya al-qur'an (nuzul qur'an) terjadi dan diperingati tiap 17ramadhan.

Bulan ramadhan juga menyediakan laylatul qadar(malam yang lebih baik dari seribu bulan) yang secara pastinya tak ada seorangpun mengetahui namun menurut jumhur ulama ada dalam malam-malam ganjil disepuluh terakhir. Paling tidak kerahasiaan laylatul qadar telah menjadikan tiapjiwa berlomba-lomba dalam kebaikan.
Bulan ini pula bisa menjadi tali pengikat hatiantar sesama dalam segala bentuk kehidupan yang beranak pinak kebijaksanaan.Bulan ramadhan selalu menjadi momentum untuk menata hati lebih peka akan hidup.Mengingat bulan ramadhan hanya dikhususkan pada orang-orang yang beriman, bukanpada manusia, bukan orang-orang muslimin atau muslimat.

Jadi hanya yang beriman yang bisa berpuasa, bolehsaja tidak berpuasa yakni dalam tamasya menempuh jarak jauh atau dalam keaadansakit maka diberi keringanan untuk tidak berpuasa namun wajib mengganti di lainhari.
Bulan puasa juga membentuk pribadi unggul jadipetarung tangguh mengalahkan segala badai topan kemalasan, kenakalan yang ada dihati. Tidak boleh berhubungan intim semasa berpuasa agar tak kena kafaratberpuasa dua bulan secara terus menerus atau memberi makan 60 faqir miskin.
Kesimpulan

Ide yang diusung mengangkat keistimewaan ataumemuliakan ramadhan mengingatkan kita pada perang besar yang harus ditaklukkannafsu. Bermasalah kata ganti 'mu' yang menjadikan puisi ini semakin disorot. Jikacreator menganggap kata ganti ‘mu’ mengarah pada ramadhan maka yang bermasalahadalah tanda (:) maka creator sebaiknya mengganti dengan tanda (,).

Jika creator menganggap kata ganti ‘mu’ mengrahpada wangi (judul puisi ini) paling tidak creator telah melalukan hal yang barukeluar dari keumuman, tak menyebut kata wangi namun diganti dengan sinonem yanglebih waw yakni kasturi syurgawi (aroma wangi yang tak ada tandingannya di bumi),tapi semua terpulang pada creator dan saya pun juga memaklumi bahwa tak semuapembaca akan memiliki pandangan yang saya dengan saya, hal ini disebabkan daricara pandangan yang berbeda pula yang didapat.

2014

*Pendiri Dengan Puisi Kutebar Cinta yang jugaPembina Sanggar Sastra Al-Amien (SSA), menetap di Madura.

1 komentar:

  1. Mas Guffron, apa kabar? Kutemukan ini di blogmu, betapa berharganya apresiasimu ini untukku.

    Salam santunku,
    Idhay

    BalasHapus