Rabu, 17 September 2014

DUA PUISI TERMUAT DALAM BUKU HUJAN KAMPOENG JERAMI


HUJAN YANG BERJALAN
: Eithel, Mexico

hujan yang berjalan
membatikkan kenangan
sepanjang kamar ingatan
ketika mata saling mengungkap
alamat-alamat gugup
sirna bersama gema nurani
yang lahir dari puisi

hujan yang berjalan
malam memutik kebersamaan
ketika hidup hanyalah cuaca setia
tak pernah usai diceritakan

Madura, 30 Mei 2014

HUJAN YANG BERBARIS DI MATA

langit sendu
menggambar hidup abu-abu
ayat-ayat rindu
mengarsir waktu
hadirkan ragu
gugup, mengungkap
di segenap tatap
mencipta riwayat
yang penuh sayat

Madura, 29 Mei 2014

Tidak ada komentar:

Posting Komentar