PESANTREN PENYAIR NUSANTARA
akulah pesantren penyair nusantaratempat menempa jiwa
berburu makna, berburu ridha
menumbuhkan pohon cinta
di mata, di jiwa
menebas awan duka
dan prasangka
2014
JADWAL KENCAN
Menuju pelabuhan kasihMu
O Tuhan
Hantarkan aku pada pelayaran penuh rindu
Gelombang dan riak
Hadiah teman setia dariMu
Untuku di tiap pelayaranku
Fantasi-fantasi yang kau anugrahkan padaku
Renungan bertabur rayu
O Tuhanku
Nun yang tak bisa kujangkau
Ciumlah aku dengan senyum kasihMu
Hingga aku tahu
O Tuhanku
Llima lembar waktu jadwal temu
Iringi irama rindu
Dan kutambah jadwal kencanku di beranda tahajud serta altar dhuha
Al-Amien, 2010
O Tuhan
Hantarkan aku pada pelayaran penuh rindu
Gelombang dan riak
Hadiah teman setia dariMu
Untuku di tiap pelayaranku
Fantasi-fantasi yang kau anugrahkan padaku
Renungan bertabur rayu
O Tuhanku
Nun yang tak bisa kujangkau
Ciumlah aku dengan senyum kasihMu
Hingga aku tahu
O Tuhanku
Llima lembar waktu jadwal temu
Iringi irama rindu
Dan kutambah jadwal kencanku di beranda tahajud serta altar dhuha
Al-Amien, 2010
LANGIT MADURA
: Badrut Tamam
langit madura, masih sama
ketika kita merapatkan aksara-aksara
membentuk doa
yang dari rahimnya, lahir cahaya
langit madura, masih sama
setia, menjabarkan mimpi kita
meski mata tak bersitatap
juang masih letup
mengukur degup
langit madura, masih sama
dulu, kini dan mendatang
setia jadi saksi mata
tak ada mimpi sia-sia
ketika percaya, mesra
menyalami sukma
Madura, 2 September 2014
KAU YANG KUSEBUT MAMA
kau yang kusebut mama
yang meneduhkan jiwa
meski tak melahirkanku ke dunia
tatap dan ucapmu setenang telaga
di sisimu selaksa mendapat surga
kau yang kusebut mama
seutuh hati memberi cinta
tak ada tangan risau
kau berikan padaku
tenang hatiku
menatapmu, mama
kau yang kusebut mama
di awal jumpa
kau raibkan gusarku
kau tenangkan hatiku
kau kenalkan aku
pada tanahmu sepenuh restu
tiada ragu menyebutmu, mama
: Badrut Tamam
langit madura, masih sama
ketika kita merapatkan aksara-aksara
membentuk doa
yang dari rahimnya, lahir cahaya
langit madura, masih sama
setia, menjabarkan mimpi kita
meski mata tak bersitatap
juang masih letup
mengukur degup
langit madura, masih sama
dulu, kini dan mendatang
setia jadi saksi mata
tak ada mimpi sia-sia
ketika percaya, mesra
menyalami sukma
Madura, 2 September 2014
KAU YANG KUSEBUT MAMA
kau yang kusebut mama
yang meneduhkan jiwa
meski tak melahirkanku ke dunia
tatap dan ucapmu setenang telaga
di sisimu selaksa mendapat surga
kau yang kusebut mama
seutuh hati memberi cinta
tak ada tangan risau
kau berikan padaku
tenang hatiku
menatapmu, mama
kau yang kusebut mama
di awal jumpa
kau raibkan gusarku
kau tenangkan hatiku
kau kenalkan aku
pada tanahmu sepenuh restu
tiada ragu menyebutmu, mama
Biodata Penulis
Moh. Ghufron Cholid adalah nama pena Moh.
Gufron, S.Sos.I lahir dan dibesarkan di lingkungan pesantren. Karya-karyanya
tersebar di berbagai media seperti Mingguan Malaysia, New Sabah Times,
Mingguan Wanita Malaysia, Mingguan WartaPerdana, Utusan Borneo, Tunas
Cipta dll juga terkumpul dalam berbagai antologi baik cetak maupun
online, terbit di dalam maupun luar negeri seperti Mengasah Alief,
Epitaf Arau, Menyirat Cinta Haqiqi, Sinar Siddiq, Ketika Gaza Penyair
Membantah, Unggun Kebahagiaan, Anjung Serindai, Poetry-poetry 120
Indonesian Poet dll. Beberapa puisinya pernah dibacakan di Japan
Foundation Jakarta (10 Agustus 2011), di UPSI Perak Malaysia (25
Februari 2012), di Rumah PENA Kuala Lumpur Malaysia(2 Maret 2012) dan di
Rumah Makan Biyung Jemursari Surabaya dalam acara buka bersama Pipiet
Senja (30 Juli 2012), di Jogja dalam Save Palestina (2012), di Sragen
dalam Temu 127 Penyair Dari Sragen Memandang Indonesia (20 Desember
2012), di Pekalongan dalam Indonesia di Titik 13 (Maret 2013), di Sastra
Reboan dalam Temu Sastra Indonesia-Malaysia (Agustus 2013), di P.O.RT
AmanJaya, Mydin Mall dan Dewan Bahasa dan Pustaka Malaysia dalam Kongres
Penyair Sedunia ke 33 (21,23, 26 Oktober 2013) Alamat Rumah Pondok
Pesantren Al-Ittihad Junglorong Komis Kedungdung Sampang Madura. HP
087759753073
Tidak ada komentar:
Posting Komentar