DONGENG NEGERI DANGDUT
Inilah Negeri para pecinta, yang
tak merdeka oleh rasa cintanya
Rumah mereka berlabuh di atas
jeritan harga dan keringat asam
Di bawah liukan bibir yang morat
marit mengerutu asinnya takdir
Kesabaran dan rutuan jadi
keseimbangan untuk tetap bertahan
Bersama teriakan dan antrian
minyak tanah dan dana miskin
Katanya mereka telah terbiasa
bersama nyamannya baju daster
Dan tunggakan rekening dan kontrak
rumah yang jadi debar
Katanya mereka tetap bahagia
bersama janji dan hiasan kalender
Berisi wajah- wajah yang tersenyum
penuh janji di pinggir jalan
Katanya wajah mereka yang
bersalut debu, keringat dan garis kasarnya
Adalah wajah perjuangan yang
menemani doa dan kebesaran hatinya
Mereka makan dengan piring
plastik berbau sabun colek hadapi lapar
Walau tak sesempurna program lima
sempurna tetapi mampu isi gelisah
Lalu malam mereka duduk khusyuk di
depan layar televisi kreditan
Saksikan cerita sang selbritis
mengubar jati diri dan fenomena lucu
mata mereka terbuka oleh
tranparansi berita temani kemiskinannya
Namun tetap saja celah cahaya hari
tertutup kabut oleh luka dan sakit
Tetapi luka dan tangisan
penuh rintih mereka nyanyikan pada pasrah
Dan terus menciptakan
butiran keringat hantarkan mereka pulang
mereka bernyanyi dan bergoyang
tarian kemiskinan di balik gang- gang
Menyambut kehebatan orasi mandul
penguasa di berbagai media masa
Di setiap musim mereka menemui
mimpinya tersimpan di bawah bantal
kumpulkan dari jatuhan doanya
yang tertampi tampi rencana penguasa
Mimpi mereka jatuh jadi sisa dan
tersapu oleh guyuran hujan lalu terbakar
Mimpi mereka jadi kotoran yang
terbuang dan lelap pada keterasingan
Tapi mereka terus saja
bernyanyi riang walau harga terus saja melambung
Mereka terus saja bergoyang
dengan segala kepasrahan mengusir kesedihan
Mereka terus saja dianggap
hidup bahagia bersama kesetiaan nasip yang mendampinginya
2011
KEMATIAN NEGERI
Dalam diam kelam sedalam kubur
sunyi menyerap seluruh serat kata
lelah melihat orang orang lalu lalang
wajah wajah tanpa tatapan kepastian
semua memperkirakan diri di tepi malam
sembunyi dalam penat kusam matahari
hanya sisa tetesan susu yang telah basi
bersandar di sudut sajian penat malam
haruskah cemas pada kelam tanpa perkiraan
setelah tubuh penuh bayangan jemarinya
dalam jejak gerimis amis kita coba tepis tangis
Tapi tetap saja negeri ini penuh goresan pelu
memburu serat tanya tanpa jawabaan pasti
2010
Dalam diam kelam sedalam kubur
sunyi menyerap seluruh serat kata
lelah melihat orang orang lalu lalang
wajah wajah tanpa tatapan kepastian
semua memperkirakan diri di tepi malam
sembunyi dalam penat kusam matahari
hanya sisa tetesan susu yang telah basi
bersandar di sudut sajian penat malam
haruskah cemas pada kelam tanpa perkiraan
setelah tubuh penuh bayangan jemarinya
dalam jejak gerimis amis kita coba tepis tangis
Tapi tetap saja negeri ini penuh goresan pelu
memburu serat tanya tanpa jawabaan pasti
2010
AKU PEREMPUAN
aku perempuan penghayal
memburu arti dan makna hidup
suatu pencarian yang meringankan asa
aku perempuan hidup besama denyut kata
walau tak seindah harap tapi ku bermaksud pasti
menjelajahi hari dalam ruang rindu di setiap detak
aku perempuan yang menyimpan kelu rindu dan sesak
pada huruf-huruf kisah ,kata kata harus dan lihai kalimat
terus bertaburan pada lembar hari menembus lubuk serat jiwa
aku perempuan penjaga zaman dalam insting dan nilai-nilai leluhur
telingaku mencari,mataku menilai,hidungku meneliti, lidahku memastikan.
otakku merangkai,hatiku mendekap, tanganku menari kakiku melangkah hari
aku perempuan pemilik rahim yang abadi, generasi, bahasa,tangis,senyum,tawa
aku perempuan pemilik keindahan menjadi media yang mengerakkan pori kehidupan
aku perempuan pemilik rindu jiwa yang nyata, akan terus menyentuhmu dengan hangat
karena
aku
perempuan
2009
aku perempuan penghayal
memburu arti dan makna hidup
suatu pencarian yang meringankan asa
aku perempuan hidup besama denyut kata
walau tak seindah harap tapi ku bermaksud pasti
menjelajahi hari dalam ruang rindu di setiap detak
aku perempuan yang menyimpan kelu rindu dan sesak
pada huruf-huruf kisah ,kata kata harus dan lihai kalimat
terus bertaburan pada lembar hari menembus lubuk serat jiwa
aku perempuan penjaga zaman dalam insting dan nilai-nilai leluhur
telingaku mencari,mataku menilai,hidungku meneliti, lidahku memastikan.
otakku merangkai,hatiku mendekap, tanganku menari kakiku melangkah hari
aku perempuan pemilik rahim yang abadi, generasi, bahasa,tangis,senyum,tawa
aku perempuan pemilik keindahan menjadi media yang mengerakkan pori kehidupan
aku perempuan pemilik rindu jiwa yang nyata, akan terus menyentuhmu dengan hangat
karena
aku
perempuan
2009
Biodata Penyair
Ramayani, perempuan Indonesia yang
lahir di Jambi pada tahun 1978 tanggal 25 Agustus. Menyelesaikan Studi SI
Bahasa Inggris Di FKIP Universitas Jambi pada tahun 2003. Bekerja sebagai guru
di sebuah sekolah di kabupaten Tebo Provinsi Jambi dan kini sedang ditugas
belajarkan oleh Pemerintah setempat untuk melanjutkan studi S2 nya pada program
Pasca Sarjana Universitas Negeri Padang (UNP), dengan konsentrasi Manajemen
Sekolah, Jurusan Administrasi Pendidikan.
Karya-karya telah dipublikasikan
media masa dan pada antalogi bersama seperti 142 Penyair Menuju Bulan, Jalan
Bersama Pejabat Penyair dan Tanah Pili h dan juga pada antologi tunggalnya
yaitu Sebungkus kenangan.
Ia Aktif berkesenian baik sebagai
peran pemain teater dan penggiat teater, deklamator dan juga penyelenggara
event-event kesenian di Jambi. Pernah tergabung pada Sanggar Kampus Teater
Oranye Jambi, Teater Tonggak, Teater Oranye Tak terhingga, dan kini ia mencoba
berbuat untuk kesenian dalam kantong seni Tebo Art Community. Dan kini ia
mencari teman dalam damai dengan puisi-puisinya.
Ia mencoba mendokumentasikan
sebagian perjalanan kehidupan lewat puisi-puisi juga mencoba merekam berbagai
pengalaman dalam puisi-puisinya. Ia mencoba berkomunikasi degan kehidupan,
lewat kata-kata sederhana tetapi memeiliki makna yang dalam sebagai bentuk
ekspresinya, yang juga menjadi sahabat dalam keksibukan hari-hari. Ia ingin
mencari makna dalam kehidupan, sebagai proses menuju kedewasaan, yang juga
memotivasi dirinya dalam kesadaran sebagai manusia yang utuh.